BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Tumor Paru
Tumor adalah
neoplasma pada jaringan yaitu pertumbuhan jaringan baru yang abnormal. Paru
merupakan organ elastis berbentuk kerucut dan letaknya didalam rongga dada.
Jenis tumor paru dibagi untuk tujuan pengobatan, meliputi SCLC ( Small Cell
Lung Cancer ) dan NSLC ( Non Small Cell Lung Cancer / Karsinoma Skuamosa,
adenokarsinoma, karsinoma sel besar )
Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas. ( Hood Al sagaff, dkk 1993 )
Karsinoma bronkogenik adalah tumor ganas paru primer yang berasal dari saluran napas. ( Hood Al sagaff, dkk 1993 )
Kanker paru adalah tumor berbahaya yang tumbuh
diparu, sebagian besar kanker paru berasal dari sel-sel didalam paru tapi dapat juga berasal dari bagian tubuh lain
yang terkena kanker. ( Zerich 150105 Weblog, by Erich )
Tumor paru merupakan keganasan pada
jaringan paru (Price, Patofisiologi, 1995).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000).
Kanker paru merupakan abnormalitas dari sel – sel yang mengalami proliferasi dalam paru (Underwood, Patologi, 2000).
B. Etiologi Dan Faktor
Resiko
Berdasarkan “ Amin Zulkifli”dalam buku Ilmu Penyakit Dalam Ed. IV, hal
105menyatakan bahwa penyebab
/ faktor pendukung dari kanker paru, antara lain :
1.Merokok
2.Terpapar asap rokok
3.Paparan zat karsinogen ( asbestos, radiasi ion, radon arse )
4.Polusi udara
5.Genetik
1.Merokok
2.Terpapar asap rokok
3.Paparan zat karsinogen ( asbestos, radiasi ion, radon arse )
4.Polusi udara
5.Genetik
3
C. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik pada penderita tumor paru
yaitu :
[u1] a. Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan
b. Napas pendek-pendek dan suara parau
c. Batuk berdarah dan berdahak
d. Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam
e. Hilang nafsu makan dan berat badan
[u1] a. Batuk yang terus menerus dan berkepanjangan
b. Napas pendek-pendek dan suara parau
c. Batuk berdarah dan berdahak
d. Nyeri pada dada, ketika batuk dan menarik napas yang dalam
e. Hilang nafsu makan dan berat badan
D. Patofisiologi
Menurut Zerinch Sebab-sebab
keganasan tumor masih belum jelas, tetapi virus, faktor lingkungan, faktor
hormonal dan faktor genetik semuanya berkaitan dengan resiko terjadinya tumor.
Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya zat yang bersifat intiation
yang merangasang permulaan terjadinya perubahan sel. Diperlukan perangsangan
yang lama dan berkesinambungan untuk memicu timbulnya penyakit tumor.
Initiati agen biasanya bisa berupa nunsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan sampai tahunan.
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel kecil umumnya terbentuk dijalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan alveoli. Karsuinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan sel ini lambat.
Initiati agen biasanya bisa berupa nunsur kimia, fisik atau biologis yang berkemampuan bereaksi langsung dan merubah struktur dasar dari komponen genetik ( DNA ). Keadaan selanjutnya diakibatkan keterpaparan yang lama ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan terbentuknya tumor, hal ini berlangsung lama meingguan sampai tahunan.
Kanker paru bervariasi sesuai tipe sel daerah asal dan kecepatan pertumbuhan. Empat tipe sel primer pada kanker paru adalah karsinoma epidermoid ( sel skuamosa ). Karsinoma sel kecil ( sel oat ), karsinoma sel besar ( tak terdeferensiasi ) dan adenokarsinoma. Sel skuamosa dan karsinoma sel kecil umumnya terbentuk di jalan napas utama bronkial. Karsinoma sel kecil umumnya terbentuk dijalan napas utama bronkial. Karsinoma sel besar dan adenokarsinoma umumnya tumbuh dicabang bronkus perifer dan alveoli. Karsuinoma sel besar dan karsinoma sel oat tumbuh sangat cepat sehigga mempunyai progrosis buruk. Sedangkan pada sel skuamosa dan adenokar. Paru merupakan organ yang elastis, berbentuk kerucut dan letaknya di dalam rongga dada atau toraksinoma prognosis baik karena pertumbuhan sel ini lambat.
E. Komplikasi
F. Manajemen
Diet
a. Menghindari alcohol dan obat
terlarang, makan-makanan sehat,hindari stress,gizi yang kurang,alcohol dan
obat-obatan yang mengganggu fungsi imun.
b. Menghindari infeksi lain, karena
infeksi itu dapat mengaktifkan sel T dan mempercepat reflikasi Human
Immunodeficiency Virus (HIV).
BAB
lll
ASUHAN KEPERAWATAN
TUMOR PARU
A. Pengumpulan Data
1. Keadaan umum: lemah, sesak yang disertai dengan nyeri
dada.
2. Kebutuhan dasar:
2. Kebutuhan dasar:
- Pola makan : nafsu makan berkurang karena adanya
sekret dan terjadi kesulitan menelan(disfagia), penurunan berat badan.
- Pola minum : frekuensi minum meningkat (rasa haus)
- Pola tidur : susah tidur karena adanya batuk dan nyeri dada.
- Aktivitas : keletihan, kelemahan
- Pola minum : frekuensi minum meningkat (rasa haus)
- Pola tidur : susah tidur karena adanya batuk dan nyeri dada.
- Aktivitas : keletihan, kelemahan
3. Pemeriksaan fisik
- Sistem pernafasan
• Sesak nafas, nyeri dada
• Batuk produktif tak efektif
• Suara nafas: mengi pada inspirasi
• Serak, paralysis pita suara.
- Sistem kardiovaskuler
• tachycardia, disritmia
• Sesak nafas, nyeri dada
• Batuk produktif tak efektif
• Suara nafas: mengi pada inspirasi
• Serak, paralysis pita suara.
- Sistem kardiovaskuler
• tachycardia, disritmia
- menunjukkan efusi (gesekan pericardial)
- Sistem gastrointestinal
• Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat badan menurun.
- Sistem urinarius
Peningkatan frekuensi/jumlah urine.
- Sistem neurologis
• Perasaan takut/takut hasil pembedahan
• Kegelisahan
• Anoreksia, disfagia, penurunan intake makanan, berat badan menurun.
- Sistem urinarius
Peningkatan frekuensi/jumlah urine.
- Sistem neurologis
• Perasaan takut/takut hasil pembedahan
• Kegelisahan
4. Data Penunjang
- Foto dada, PA dan lateral
- CT scan/MRI
- Bronchoscope
- Sitologi
TTB, biopsy kelenjar getah bening leher.
- Foto dada, PA dan lateral
- CT scan/MRI
- Bronchoscope
- Sitologi
TTB, biopsy kelenjar getah bening leher.
B. Pengelompokan Data
1. Data Subjektif
Perasaan lemah, Sesak nafas, nyeri dada, Batuk tak efektif, Serak, haus, Anoreksia,
disfalgia, berat badan menurun, Peningkatan frekuensi/jumlah urine, Takut
2. Data Objektif
Batuk produktif, Tachycardia/disritmia, Menunjukkan efusi, Sianosis, pucat, Edema, Demam
Perasaan lemah, Sesak nafas, nyeri dada, Batuk tak efektif, Serak, haus, Anoreksia,
disfalgia, berat badan menurun, Peningkatan frekuensi/jumlah urine, Takut
2. Data Objektif
Batuk produktif, Tachycardia/disritmia, Menunjukkan efusi, Sianosis, pucat, Edema, Demam
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
( Doenges, Marylin, hal 191 dan Engram, Barbara
1.Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi bronkial sekunder karena invasi
tumor
2.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru
3.Ketakutan / ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status kesehatan ( Engtram, Barbara.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1. Jakarta : EGC )
( Doenges, Marylin, hal 191 dan Engram, Barbara
1.Tidak efektif bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi bronkial sekunder karena invasi
tumor
2.Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan saraf oleh tumor paru
3.Ketakutan / ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status kesehatan ( Engtram, Barbara.1999. Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Vol 1. Jakarta : EGC )
C. RENCANA
KEPERAWATAN
( Doenges, Marilyn, dkk.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Ed. 3. Jakarta : EGC )
1. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi.
Intervensi
1.Auskultasi dada untuk karakter bunyi napas atau adanya sekreat.
Rasional : Pernapasan bising,
ronki dan menunjukkan tertahannya sekreat / obstruksi jalan napas
2.Observasi jumlah dan karakter sputum / aspirasi sekret. Selidiki jalan perubahan sesuai
2.Observasi jumlah dan karakter sputum / aspirasi sekret. Selidiki jalan perubahan sesuai
Indikasi
Rasional : Peningkatan jumlah
sekret tidak berwarna ( atau berck darah 1 berair awalnya
Normal
dan harus menurun sesuai kemajuan
penyembuhan
3.Dorong masukan cairan per oral ( sedikitnya 2500 ml / hari ) dalam toleransi jantung.
3.Dorong masukan cairan per oral ( sedikitnya 2500 ml / hari ) dalam toleransi jantung.
Rasional : Hidrasi adekuat untuk
mempertahankan sekreat hilang / peningkatan keluaran
4.Kaji nyeri / ketidak nyamanan dan obati dengan
dosis rutin dan lakukan latihan pernapasan
Rasional : Mendorong pasien untu
bergerak, batuk lebih efektif dan napas lebih dalam
untukmencegah kegagalan napas. (
pernapasan )
5.Berikan atau bantu dengan IPPB, spirometriinsentif, meniup botol, drainase postural /
5.Berikan atau bantu dengan IPPB, spirometriinsentif, meniup botol, drainase postural /
perkusisesuai indikasi.
Rasional : Memperbaiki ekspansi paru / vemntilasi dan mudahkan pembuangan sekret.
Catatan : Drainase postuural dapat dikotraisdikasikan pada beberapa pasien dan pada setiap
kejadian harus dilakukan untuk mencegah gangguan pernapasan dan ketidaknyamanan insisi.
Rasional : Memperbaiki ekspansi paru / vemntilasi dan mudahkan pembuangan sekret.
Catatan : Drainase postuural dapat dikotraisdikasikan pada beberapa pasien dan pada setiap
kejadian harus dilakukan untuk mencegah gangguan pernapasan dan ketidaknyamanan insisi.
indikasi
Rasional : Memberikan hidrasi maksimal membantu penghilangan / pengenceran sekret untuk
meningkatkan pengeluaranGangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekaran saraf oleh tumor paruIntervensi
1.Tanyakan pasie[u5] n tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri ( P,Q,R,S,T ) misal : terus-menerus,
sakit menusuk, terbakar. Buat skala nyeri 0-10 rentang intensitasnya.
Rasional : Membantu dalam mengevaluasi gejala nyeri karena kanker yang dapat melibatkan
visera, saraf atau jaringan tulang. Penggunaan skala rentang membantu pasien dalam
mengkaji tingkat nyeri dan memberikan alat unutk evaluasi keefektifan analgetik,
meningkatkan kontrol nyeri
Rasional : Memberikan hidrasi maksimal membantu penghilangan / pengenceran sekret untuk
meningkatkan pengeluaranGangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekaran saraf oleh tumor paruIntervensi
1.Tanyakan pasie[u5] n tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri ( P,Q,R,S,T ) misal : terus-menerus,
sakit menusuk, terbakar. Buat skala nyeri 0-10 rentang intensitasnya.
Rasional : Membantu dalam mengevaluasi gejala nyeri karena kanker yang dapat melibatkan
visera, saraf atau jaringan tulang. Penggunaan skala rentang membantu pasien dalam
mengkaji tingkat nyeri dan memberikan alat unutk evaluasi keefektifan analgetik,
meningkatkan kontrol nyeri
2.Kaji pertanyaan verbal dan non verbal nyeri
pasien
Rasional : Ketidak sesuaian antara petunjuk verbal
atau non verbal dapat memberikan petunjuk
derajat nyeri, kebutuhan / keefektifan intervensi
derajat nyeri, kebutuhan / keefektifan intervensi
3.Berikan tindakan kenyamanan. Misal : sering ubah
posisi, pijat punggung, sokongan
bantal,dorong penggunaan teknik relaksasi, misal :
visualisasi, bimbingan imajinasi danaktivitas hiburan
yang tepat.
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian. Menghilangkan ketidak nyamanan
dan meningkatkan efek terapeutik analgesik
yang tepat.
Rasional : Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian. Menghilangkan ketidak nyamanan
dan meningkatkan efek terapeutik analgesik
4.Bantu aktivitas perawatan diri, pernapasan /
latihan tangan dan ambulasi
Rasional : Mencegah kelemahan yang tidak perlu dan
regangan insisi
Mendorong dan membantu fisik mungkin diperlukan untuk beberapa waktu sebelum
pasien merasa percaya diri untuk melakukan aktivitas ini karena nyeri atau takut nyeri
Mendorong dan membantu fisik mungkin diperlukan untuk beberapa waktu sebelum
pasien merasa percaya diri untuk melakukan aktivitas ini karena nyeri atau takut nyeri
5.Berikan analgetik rutin sesuai indikasi,
khususnya 45-60 menit sebelum tindakan napas
dalam /batuk. Bantu sengan PAC atau analgesik
melalui kateter epidural.
Rasional : Mempertahankan kadar obat lebih konstan menghindari “ puncak ” periode nyeri, alat
dalam menyembuhkan otot dan memperbaiki fungsi pernapasan dan kenyamann /
koping emosi
Rasional : Mempertahankan kadar obat lebih konstan menghindari “ puncak ” periode nyeri, alat
dalam menyembuhkan otot dan memperbaiki fungsi pernapasan dan kenyamann /
koping emosi
6.
Ketakutan / ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status kesehatan Intervensi
1.Evaluasi tingkat pemahaman pasien / orang terdekat
tentang diagnosa
Rasional : Pasien atau orang terdekat mendengar
atau mengasimilasi informasi baru yang
meliputi perubahan ada gambaran diri dan pola hidup
meliputi perubahan ada gambaran diri dan pola hidup
2.Akui rasa takut / masalah pasien dan dorong
mengekspresikan perasaan
Rasional : Dukungan memampukan pasien membuka /
menerima kenyataan kanker dan
pengobatan
pengobatan
3.Berikan kesempatan untuk
bertanya dan jawab dengan jujur. Yakinkan bahwa pasien dan pemberi perawatan
mempunyai pemahaman yang sama.
Rasional : Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi atau salh interprestasi
terhadap informasi
Rasional : Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi atau salh interprestasi
terhadap informasi
4.Terima penyangkalan pasien tapi jangan dikuatkan
Rasional : Bila penyangkalan ektrim atau ansietas
mempengaruhi kemajuan penyembuhan,
menghadapi isu pasien perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaian
menghadapi isu pasien perlu dijelaskan dan membuka cara penyelesaian
5.Catat komentar atau perilaku yang menunjukkan
menerima dan atau menggunakan
strategi efektif menerima situasi
Rasional : Takut atau ansietas menurun, pasien mulai menerima / secara positif dengan
kenyataan. Indiokator kesiapan pasien untuk menerima tanggung jawab untuk
berpartisipasi dalam penyembuhan dan untuk berpartisipasi dalam penyembuhan dan
untuk mulai hidup lagi.
Rasional : Takut atau ansietas menurun, pasien mulai menerima / secara positif dengan
kenyataan. Indiokator kesiapan pasien untuk menerima tanggung jawab untuk
berpartisipasi dalam penyembuhan dan untuk berpartisipasi dalam penyembuhan dan
untuk mulai hidup lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar